Jumat, 23 Oktober 2015

Keterampilan Berbahasa Aspek Mendengarkan dan Berbicara

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas mengenai keterampilan berbahasa dan sastra indonesia. Selain itu kita harus mengerti, mengetahui, memahami tentang keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, mendengarkan atau menyimak dan berbicara.Dalam hal ini penulis bermaksud untuk sedikit memaparkan mengenai salah satu dari aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan dan berbicara. Penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya sekolah dasar (SD).

B.     Tujuan
Penyusun menulis makalah yang berjudul, ” Keterampilan Berbahasa Aspek Mendengarkan dan Berbicara” ini memiliki berbagai tujuan sebagai berikut ini:
1.      Untuk mengetahui apa itu Keterampilan berbahasa.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan berbahasa khususnya mendengarkan dan berbicaara.
3.      Untuk mengetahui hubungan keterampilan mendengar dan berbicara dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.

C.    Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah yang berjudul, ” Keterampilan Berbahasa Aspek Mendengarkan dan Berbicara” tentunya didasari oleh berbagai pertanyaan yang dijadikan sebagai rumusan masalah, yaitu:
1.      Apakah itu keterampilan mendengarkan dan berbicara?
2.      Ada berapa macam keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan berbicara?
3.      Bagaimana hubungan keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan berbicara di sekolah dasar?

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Hakikat Keterampilan Bahasa
Keterampilan bahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Dipihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya memberikan makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.
Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki keteramplilan dalam melakukan proses decoding.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara, guru, dan wartawan.
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut seseorang harus menguasai sejumlah keterampilan mikro.
Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif sedangkan mendengarkan bersifat reseptif. Dua jenis keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan membaca. Keduanya merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca bersifat reseptif.
Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis reseptif tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif. Dalam suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan komunikasi.
  
B.      Aspek Keterampilan Bahasa
Keterampilan bahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut.
1.      Keterampilan menyimak (listening skills)
2.      Keterampilan berbicara (speaking skills)
3.      Keterampilan membaca (reading skills)
4.      Keterampilan menulis (writing skills)



Ciri-ciri
Lisan
Tulisan
Reseptif
Mendengarkan
Membaca
Produktif
Berbicara
Menulis









Keempat keterampilan bahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat aspek keterampilan bahasa berhubungan satu sama lain.

1.      Keterampilan menyimak (listening skills)
Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa hal berikut:
a.      Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term memory);
b.      Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
c.       Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
d.      Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
e.      Mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
f.        Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
g.      Menebak makna dari konteks;
h.      Mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);
i.        Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
j.        Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
k.       Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.

2.      Keterampilan berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat:
a.      Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;
b.      Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;
c.       Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
d.      Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
e.      Berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi pendengar;
f.        Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;
g.      Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.

C.      ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN BAHASA

1.      MENDENGARKAN
Mendengarkan atau menyimak merupakan bentuk komunikasi lisan yang bersifat reseptif. Mendengarkan dilakukan dengan atensi dan intensi. Pendengar harus memasang telinga baik-baik, memusatkan konsentrasi, dan menimbulkan suatu kebutuhan untuk memperoleh informasi. Hal ini berbeda dengan kegiatan mendengar yang berarti dalam keadaan mampu atau dapat menangkap suatu bunyi/suara dengan telinga. Meskipun demikian, mendengar dan mendengarkan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Kegiatan mendengarkan terdiri atas tindakan mendengar, memahami, dan mengapresiasi atau menanggapi. Ada tiga tahapan penting dalam proses mendengarkan, yaitu:
a.      Tahap interpretasi: pendengar menafsirkan makna atau pesan yang terkandung dalam informasi yang didengar;
b.      Tahap evaluasi: pendengar membuat penilaian atas informasi yang didengar dan mengambil suatu keputusan,
c.       Tahap reaksi: pendengar melakukan suatu tindak lanjut sebagai bentuk respon atau tanggapan atas informasi yang didengar.

Mendengarkan merupakan tindakan aktif reseptif, pendengar tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolah atau memprosesnya. Dalam proses pengolahan itu terjadi interaksi aktif antara informasi yang diperoleh dengan informasi/pengetahuan awal yang dimiliki pendengar. Kemampuan pendengar memahami dan memproses informasi sangat dipengaruhi oleh tujuan mendengarkan serta wawasan yang dimiliki.
Pembelajaran mendengarkan tidak disajikan secara terlepas, tetapi terpadu (integrative) dengan aspek-aspek pembelajaran bahasan yang lain, misalnya dikaitkan dengan pembelajaran menulis dan berbicara. Hal ini sejalan dengan rambu-rambu yang terdapat dalam pengantar Standar Isi 2006 KTSP yang mengatakan bahwa pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang dilaksanakan secara terpadu dan dengan porsi yang seimbang.
Kegiatan mendengarkan atau menyimak untuk siswa SMA dan MA sangat beragam. Berdasarkan bahan atau sumber simakan, kegiatan mendengarkan tersebut meliputi mendengarkan siaran berita radio dan televisi, sambutan atau khotbah, pembicaraan dalam diskusi atau seminar, wawancara, laporan lisan, cerita secara langsung atau rekaman, pementasan drama, pembacaan cerpen, pembacaan penggalan novel, pembacaan teks drama,dan pembacaan puisi.

Sedangkan berdasarkan tujuannya, pembelajaran mendengarkan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.      Mendengarkan untuk menangkap ide-ide pokok,
b.      Mendengarkan untuk menangkap detail-detail penting,
c.       Mendengarkan untuk memahami urutan peristiwa,
d.      Mendengarkan untuk membuat prediksi dengan mengembangkan daya imajinasi,
e.      Mendengarkan melakukan apresiasi karya sastra.

Untuk mencapai hasil yang optimal, pembelajaran mendengarkan atau menyimak harus dikembangkan dengan berstrategi. Ada 3 tahap strategi pembelajaran menyimak yang harus dilewati, yaitu:
a.      Tahap pramenyimak: guru membangkitkan skemata siswa, yaitu pengetahuan awal dan pengalaman hidup siswa yang berhubungan dengan topik simakan. Hal ini bisa dilakukan secara visual dengan menunjukkan sebuah gambar yang menarik,
b.      Tahap menyimak: secara garis besar meliputi proses interpretasi/memahami dan  mengevaluasinya,
c.       Tahap pascamenyimak: yaitu tahap pengukuhan atas pengetahuan baru yang diraih siswa, dilanjutkan dengan memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk melakukan reaksi positif baik secara lisan dan tertulis

2.      BERBICARA
         Kompetensi berbicara yang ingin dicapai mencakup kemampuan melafalkan secara tepat (menggunakan artikulasi secara tepat), memilih kata (diksi), menggunakan intonasi dan irama, berbicara untuk mengemukakan pendapat, berbicara untuk menyampaikan informasi, berbicara untuk berinteraksi dan berdiskusi, serta berbicara untuk menyampaikan hasil reproduksi.
         Secara umum, keterampilan berbicara dibedakan menjadi berdiskusi, berpidato, wawancara, memberikan tanggapan, menyampaikan informasi, menceritakan suatu peristiwa, dan berbicara sastra.

a.      Berdiskusi
            adalah suatu cara bertukar pendapat antara dua orang atau lebih untuk memperoleh kesepakatan atau keputusan bersama. Yang termasuk dalam kegiatan berdiskusi adalah diskusi kelompok, diskusi panel, workshop/ lokakarya, rapat kerja, seminar, konferensi, kongres, simposium, kolokium, sarasehan, cawan ikan (fish bowl), dan debat.

b.      Berpidato
            adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di depan umum, Langkah-langkah persiapan berpidato adalah sebagai berikut:
1. Menentukan topik.
2. Menentukan maksud/tujuan
3. Menganalisis situasi dan pendengar.
4. Memilih dan merumuskan topik ke dalam ide-ide yang lebih terperinci.
5. Mengumpulkan bahan.
6. Memahami dan menghayati materi.
7. Latihan berpidato.

c.       Wawancara
adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seseorang (narasumber). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus disiapkan     terlebih dahulu, disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan.

d.      Memberikan tanggapan
adalah kegiatan menyampaikan pendapat tentang sesuatu yang merupakan tanggapan,     persetujuan, ketidaksetujuan, kritik, atau dukungan terhadap sesuatu.

e.      Menyampaikan informasi
adalah kegiatan memberikan informasi atau berita tentang sesuatu kepada orang lain. Ada tiga hal penting dalam penyampaian informasi, yaitu: keakuratan, kelengkapan, dan kejelasan.

f.        Menceritakan suatu peristiwa
adalah kegiatan berbicara yang dilakukan untuk menceritakan kesan pembicara tentang sesuatu atau suatu peristiwa.

g.      Berbicara sastra
Yang dimaksud dengan berbicara sastra adalah kegiatan berbicara yang berkaitan dengan karya sastra. Pengembangan kemampuan berbicara sastra meliputi berbalas pantun, musikalisasi puisi, mendongeng, dramatisasi/bermain peran berdasarkan naskah, menceritakan kembali isi cerpen, dan menanggapi secara lisan pementasan karya sastra. Masalah ini secara khusus akan dibicarakan pada aspek sastra.
  
Sasaran penilaian keterampilan berbicara adalahsebagai berikut:
1) Topik : Kemampuan memilih, menentukan dan memahami topik
2) Retorika :  Kemampuan menyusun dan menyampaikan topik
3) Kebahasaan  :  a) Kemampuan menggunakan bahasa baku
                             b) keterampilan menggunakan bahasa secara efektif dan pragmatis
4) Sikap/aspek non-bahasa : Mimik, pantomimik, suara.

D.     Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa

Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak (mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Hubunganya adalah:
1.      Keduanya merupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah
2.      Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi)
3.      Kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulan yang ditemui (misal kehidupan desa tau kota)
4.      Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik di rumah, sekolah atau lingkungan masyarakat
5.      Anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang diucapkannya
6.      Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara
7.      Ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar
8.      Berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan. Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif sedangkan mendengarkan bersifat reseptif.

Keterampilan bahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut:
1.      Keterampilan menyimak (listening skills)
2.      Keterampilan berbicara (speaking skills)
3.      Keterampilan membaca (reading skills)
4.      Keterampilan menulis (writing skills)

Mendengarkan merupakan tindakan aktif reseptif, pendengar tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolah atau memprosesnya. Dalam proses pengolahan itu terjadi interaksi aktif antara informasi yang diperoleh dengan informasi/pengetahuan awal yang dimiliki pendengar. Kemampuan pendengar memahami dan memproses informasi sangat dipengaruhi oleh tujuan mendengarkan serta wawasan yang dimiliki.
Kompetensi berbicara yang ingin dicapai mencakup kemampuan melafalkan secara tepat (menggunakan artikulasi secara tepat), memilih kata (diksi), menggunakan intonasi dan irama, berbicara untuk mengemukakan pendapat, berbicara untuk menyampaikan informasi, berbicara untuk berinteraksi dan berdiskusi, serta berbicara untuk menyampaikan hasil reproduksi.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Tempat Wisata Di Sumatera Barat


Daftar lengkap nama Objek wista di Sumatera Barat - Berdasarkan sumber data dari Badan Pusat Statistik, Sumatera Barat telah tercatat sebagai salah satu propinsi yang memiliki jumlah kunjungan wisatawan paling banyak. Propinsi Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek tempat wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung dan ngarai, selain objek tempat wisata budaya.

Akomodasi hotel juga sudah mulai banyak berdiri di mulai dari kelas melati sampai kelas bintang empat. Agen tour dan travel pariwisata yang berada di bawah keanggotaan ASITA Sumatera Barat sudah melebihi 100 agen. Untuk melengkapi fasilitas-fasilitas sebagai penunjang pariwisata, pemerintah juga sudah menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.
Peta Propinsi Sumatera Barat pulau Sumatera
Peta Propinsi Sumatera Barat pulau Sumatera

Objek-objek pariwisata yang sering dikunjungi para wisatawan di antaranya : 
  1. Jembatan akar di kecamatan Bayang
  2. Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang
  3. Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan Pancung Soal
  4. Pulau Cingkuak dengan peninggalan Benteng Belanda dan Puncak Langkisau di Painan
  5. Kabupaten Pesisir Selatan
  6. Danau Maninjau
  7. Puncak Lawang
  8. Embum Pagi di kabupaten Agam
  9. Lembah Anai;
  10. Istano Basa Pagaruyung
  11. Danau Singkarak di kabupaten Tanah Datar
  12. Danau Talang
  13. Danau Diatas dan Danau Dibawah dikenal juga dengan sebutan Danau kembar di kabupaten Solok
  14. Panorama Ngarai Sianok
  15. Benteng Fort de Kock
  16. Jam Gadang di kota Bukittinggi, Pantai Air Manis
  17. Pantai Muaro
  18. Pantai Caroline
  19. Pulau Sikuai di kota Padang
  20. Tempat wisata Harau di kabupaten Lima Puluh Kota
  21. Tempat wisata Ngalau di kota Payakumbuh
  22. Candi Padang
  23. Prasasti Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya
  24. Pantai Kata
  25. Pantai Gandoriah Pariaman
  26. Pantai Arta Sungai Limau
  27. Malibo Anai di kabupaten Padang Pariaman.
  28. Nyarai - Lubuak Aluang


Objek-objek pariwisata Air Terjun yang terletak di Sumatera Barat sebagai berikut :
  1. Air Terjun 100 Tingkek - Padang
  2. Air terjun Baburai - Padang Pariaman
  3. Air Terjun Badorai - Agam
  4. Air Terjun Bayang Sani - Pesisisr Selatan
  5. Air Terjun Kulu Kubuk - Kepulauan Mentawai
  6. Air Terjun Lembah Anai - Tanah Datar
  7. Air Terjun Lembah Harau - Lima Puluh Koto
  8. Air Terjun Lubuk Batu Bulan - Lima Puluh Koto
  9. Air Terjun Lubuk Tampuruang
  10. Air Terjun Lumpo - Pesisir Selatan
  11. Air Terjun Palangai Gadang - Pesisir Selatan
  12. Air Terjun Pelukahan - Sijunjung
  13. Air Terjun Sarasah Banyak Gariang - Padang
  14. Air Terjun Sarasah Gantuang - Agam
  15. Air Terjun Sarasah Tanggo - Lima Puluh Koto
  16. Air Terjun Sikayan Balumuik - Padang
  17. Air Terjun Sungai Liku - Pesisir Selatan
  18. Air Terjun Talang Sepintir - Solok Selatan
  19. Air Terjun Tangsi Ampek - Solok Selatan
  20. Air Terjun Tanjung Jaro - Lima Puluh Koto
  21. Air Terjun Tigo Tingkek - Padang
  22. Air Terjun Timbulun Koto Birah - Solok Selatan
  23. Air Terjun Timbulun Layak - Pesisir Selatan
  24. Air Terjun Timbulun Painan - Pesisir Selatan
  25. Air Terjun Timbulun Pondok Patai - Pesisir Selatan
  26. Air Terjun Timbulun Sangir - Solok Selatan
  27. Air Terjun Timbulun Tujuah - Pesisir Selatan
  28. Air Terjun Ulu Suliti - Solok Selatan
  29. Air Terjun Lingkuik - Malalak
  30. Air Terjun Lubuk Bonta
  31. Air Terjun Lubuk Paraku
  32. Air Terjun Timbulun Batang Liki
  33. Air Terjun Timbulun Koto Birah
  34. Air Terjun Talang Sepintir
  35. Air Terjun Tangsi Empat
  36. Air Terjun Ulu Suliti
  37. Air Terjun Batang Daun
  38. Air Terjun Lambe
  39. Air Terjun Nango
  40. Air Terjun Buluh Kasok
  41. Air Terjun Koto Salo
  42. Air Terjun Timbulun Indah Pulau Punjung
  43. Air Terjun Padukoan
  44. Air Terjun Tanjung Bonai
  45. Air Terjun Mayang Taurai


Daftar Lengkap objek tempat wisata yang berada di sumatera Barat sebagai berikut :
  1. Jam Gadang
  2. Ngarai Sianok
  3. Pantai di pulau Sikuai
  4. Batang Tabik
  5. Bayang Sani
  6. Bukit Takuruang
  7. Benteng Fort de Kock
  8. Benteng Van der Capellen
  9. Danau Diatas dan Danau Dibawah (Danau Kembar)
  10. Danau Kandi
  11. Danau Maninjau
  12. Danau Singkarak
  13. Embun Pagi
  14. Gedung Indo Jolito
  15. Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto
  16. Istana Basa Pagaruyung
  17. Istana Bung Hatta
  18. Jam Gadang
  19. Janjang 40
  20. Janjang Koto Gadang (Tembok Gadang Koto Gadang)
  21. Jembatan akar
  22. Kebun Binatang Bukittinggi
  23. Kelok 44
  24. Kelok 9
  25. Lembah Anai
  26. Lembah Harau
  27. Lubang Jepang
  28. Lubang Suro
  29. Museum Adityawarman
  30. Museum Gempa 30 September
  31. Museum Kereta Api Sawahlunto
  32. Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka
  33. Museum Tri Daya Eka Dharma
  34. Ngarai Sianok
  35. Puncak Langkisau
  36. Puncak Lawang
  37. Panorama Tabek Patah
  38. Pantai Air Manis
  39. Pantai Carocok
  40. Pantai Gandoriah
  41. Pantai Sago
  42. Pantai Arta
  43. Pantai Mutiara Agam
  44. Pulau Cubadak
  45. Pulau Keong
  46. Pulau Sikuai
  47. Pulau Angso Duo
  48. Pulau Pamutuihan
  49. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM)
  50. Rumah Budaya Fadli Zon
  51. Rumah Gadang 20
  52. Rumah Gadang Kampai Nan Panjang
  53. Rumah Puisi Taufiq Ismail
  54. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (Kebun Binatang Bukittinggi)
  55. Taman Nasional Kerinci Seblat
  56. Taman Raya Bung Hatta
  57. Taman Satwa Kandi (Kebun Binatang Sawahlunto)
  58. Taman Sitti Nurbaya
  59. Tarusan Kamang
  60. Tugu Pahlawan Tak Dikenal